Awal cerita
Waktu
yang menunjukkan pukul 5.30 pagi mengharuskanku untuk segera mandi, sebenarnya
aku tak mau mandi sepagi itu, tapi adikku yang menyuruhku untuk mandi pagi,
bukannya aku takut pada adiku dan menurutinya begitu saja, tapi karena memang
aku juga harus sekolah, dan sekolahku itu jauh dari rumah dan membuatku harus
mau mandi pagi dan berangkat pagi. Adikku
Elice masih duduk di kelas 3 SMP, tapi Ia mempunyai postur tubuh kebesaran,
atau mungkin aku yang terlalu kecil hehehe, kadang orang-orang
yang melihat kita tak tau kalau aku adalah kakaknya, mereka selalu mengira aku adalah adiknya. . Aku juga mempunyai kakak perempuan, namanya Azallea, tapi aku biasa memanggilnya kak El, Kak El 5 tahun lebih tua dariku, dia lulusan SMK, karena kekurangan biaya Kak El tidak meneruskan kuliah, tapi Kak El pernah juga kulian di Universitas Terbuka Jurusan Sastra Inggris dengan uang hasil kerjanya sendiri. Kak El sangat menyayangi adik2nya, walaupun kadang aku dan adikku merasa terlalu di kendalikan, tapi Ia sangat peduli terhadap keluarganya, dan Ia tak mau kalau adik-adiknya terjerumus kedalam lingkungan yang tidak benar. Ayahku adalah seorang pekerja di perusahaan Swasta Daerah Temanggung. Dan Ibuku adalah Ibu rumah tangga yang melakukan semua pekerjaan rumah.
yang melihat kita tak tau kalau aku adalah kakaknya, mereka selalu mengira aku adalah adiknya. . Aku juga mempunyai kakak perempuan, namanya Azallea, tapi aku biasa memanggilnya kak El, Kak El 5 tahun lebih tua dariku, dia lulusan SMK, karena kekurangan biaya Kak El tidak meneruskan kuliah, tapi Kak El pernah juga kulian di Universitas Terbuka Jurusan Sastra Inggris dengan uang hasil kerjanya sendiri. Kak El sangat menyayangi adik2nya, walaupun kadang aku dan adikku merasa terlalu di kendalikan, tapi Ia sangat peduli terhadap keluarganya, dan Ia tak mau kalau adik-adiknya terjerumus kedalam lingkungan yang tidak benar. Ayahku adalah seorang pekerja di perusahaan Swasta Daerah Temanggung. Dan Ibuku adalah Ibu rumah tangga yang melakukan semua pekerjaan rumah.
Dan aku
sendiri Eka, anak ke dua dari tiga
bersaudara yang dilahirkan dari Rahim ibunda tercintaku, aku merupakan anak
paling kecil dibanding kakak dan adikku, walaupun aku berumur lebih tua dari
adikku, tapi aku tetap enjoy saja menikmati anugrah tuhan yang diberikan
kepadaku J.
Aku bersekolah di SMK Negeri 2 Temanggung jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Saat-saat pertamaku sekolah disini aku sebenarnya tidak suka dengan lingkungan
disini. Walaupun tak jauh berbeda dengan lingkungan SMP ku dulu aku tetap saja
merasa tak nyaman disini, tapi setelah hampir satu semester aku baru merasakan
enaknya sekolah disini, aku beruntung aku masuk di jurusan TKJ, karena disini
aku didik oleh guru produktifku yang mendidik kami dengan didikan keras agar
mempunyai mental yang kuat, berbeda dengan jurusan lain, anehnya banyak yang
tak suka terhadap cara pengajaran di TKJ, entah mungkin karena iri atau apalah
yang jelas banyak yang suka mencari kesalahan-kesalahan kecil di jurusanku
untuk dibesar-besarkan. tapi inilah hidup J.
Pertama aku sekolah disini aku juga jarang bersosialisasi dengan teman
sekelasku, sehabis pelajaran selesai aku langsung pulang kerumah atau kadang
aku main ke teman-teman SMP ku di Secang Magelang.
Pertamanya
Aku tidak begitu suka dengan sekolah ini, dan orang-orang disini, itu
dikarenakan aku jarang bersosialisasi dan tidak mau menggabung dengan
teman-teman dikelas, aku hanya sering berbicara atau sedikit curhat dan di
curhati oleh 3 teman baruku yang duduk di sebelah dan di depanku, namanya Firsty,
Eina, dan Keyla. Aku mulai bersosialisasi dengan anak-anak lain saat setelah
Ujian Akhir Semester satu. Saat itu aku jarang lagi main dengan teman-teman
SMPku, karena kebanyakan tugas aku menghabiskan banyak waktuku di sekolahan
bersama teman-temanku di SMK, kita biasa mengerjakan tugas di Labolatorium TKJ,
dan siswa TKJ diberikan kebebasan untuk mengakses internet sepuasnya sampai
sore, kadang juga ada yang sampai menginap disini. Aku mulai bisa mengenal satu
demi satu sifat dan karakteristik orang-orang disini, dan aku mulai nyaman
disini, aku jadi jarang pulang sampai rumah kurang dari jam 5 sore. Walaupun
banyak tetangga yang suka membicarakanku dibelakang , aku cuek saja, toh aku
juga tidak berbuat yang aneh-aneh dan aku pulang sore juga karena kegiatan
disekolah.
Sebenarnya
orang tuaku juga sering mempertanyakan kenapa aku selalu pulang sesore ini, dan
aku jelasakan semuanya dan mereka percaya, tentusaja karena kepercayaan mereka
aku harus menjaga kepercayaan mereka. Pernah suatu ketika orang tuaku tak
percaya karena aku pulang terlalu sore, karena aku lelah, dan aku juga capek
dimarahi terus, akhirnya aku update status di facebook. Dan saat itu aku juga
masih anak remaja menuju dewasa dan sedang melewati masa transisi yaitu masa
“alay” dan semua orang pasti melewati masa itu (siklus pertumbuhan manusia =
bayi à
anak-anak à
remaja à
ALAY à
dewasa à
tua ) kira-kira begini statusnya
“aku ra
kesel gara-gara kakean tugas po sekolah, tapi kesel diseneni ‘mangkat subuh
bali magrib’, aku sekolah yo gawe kowe, tak buktiake nek sesuk aku mesti sukses
! “
( aku nggak capek gara-gara tugas apa sekolah, tapi capek
gara-gara dimarahin ‘berangkat subuh pulang magrib’ aku sekolah juga buat kamu,
aku buktiin kalau besok aku pasti sukses !”
Dan setelah itu ada beberapa orang
yang mengomentari dengan positif. Kagetnya ada satu nama yang mengomentari
status itu dan itu adalah guru produktifku yang banyak siswa menganggapnya
galak. Perasaan deg degan bercampur takut saat aku ingin membuka apa
komentarnya yang sedang loading. Dan beginilah komentarnya
“Tak tapuki lambemu ! besok ke LC !
(tak tampar mulutmu ! besok ke LC !
)
( LC adalah ruangan yang paling ditakuti oleh anak-anak TKJ,
karena siapa saja yang punya membuat masalah akaan disidang di situ. LC
kependekan dari Lion Camp)
Rasanya bener-bener takut, langsung
ku hapus status itu, dan aku mengirim inbox ke guru tersebut “iya Pak”.
berani nggak berani di kami dituntut untuk mempertanggung jawabkan apa
yang kita lakukan atau ucapkan. Dan paginya, dengan rasa takut aku mencari guru
itu diruangannya, tapi beliau belum datang. Dan setelah bel pergantian jam ke 2
aku kembali lagi ke ruangannya dan beliau sudah menunggu di bangku kerjanya. Percakapan
kita disana kira-kira seperti ini
“ada apa Pak, kok menyuruh saya kesini
?”
“kamu itu kenapa ?”
“nggak
kenapa-kenapa kok pak”
“lha maksut status kamu itu apa ? kok mbuat status kayak
gitu ?
“maaf
Pak, waktu itu saya emosi, tapi udah saya hapus kok”
“saya kan udah pernah bilang kan, orang itu bisa menilai
sifat atau karakter kamu dari status, jadinya hati-hati kalau mau update
status, kalau masalah orang tua nggak percaya kamu pulang sore itu ada kegiatan
di sekolah, kan kamu bisa minta saya apa guru produktif lain buat njelasin ke
orang tua kamu to ?
“(speechless)..
iya pak maaf, saya tau saya salah”
“yaudah lain kali ati-ati ya kalau update status ! yaudah
itu saja”
“iyaa
pak maksihh, permisi pak”
Saat
itu, aku baru mengerti ternyata guru yang aku takuti dan aku fikir dia judes
dan galak, ternyata mempunyai niat yang baik untuk didikannya agar menjadi
manusia yang berkualitas, yang mereka (guru-guru produktif) ajarkan pada kami,
bukan hanya hardskill tapi juga softskill dan mental yang kita butuhkan untuk
mencapai dunia kerja. Bukan hanya intelegensia yang di ajarkan disini. Tapi
juga caranya menjadi manusia-manusia yang berkualitas J
0 komentar:
Posting Komentar